Siapakah sebenarnya Rufaidah Binti Sa’ad itu??
Banyak perawat-perawat muslim tidak
mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, banyak dari mereka yang hanya mengenal
tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence
Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.
Sesungguhnya apabila kita pingin menelaah lebih jauh lagi ke belakang
jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu
mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan pada waktu itu
kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi
disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam
telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
terutama dlm dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang
tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran
dan nilai- nilai kesehatan seperti: perilaku hidup bersih dan sehat,
pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ), menjaga
kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.
Menurut Prof.
Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd
International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for
Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam
1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional
pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di
abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan
sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang
pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan
kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya
melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga
melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public
health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi
perawat di dunia Islam.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama
lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di
Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu
golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang
dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya.
Dansaat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat
kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat
dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga
mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan
Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu
oleh dia.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat
mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas
sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim
dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki
kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan
sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga
perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti
seimbang. Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus
Sekolah Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak
dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi
pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya
penyuluhan kesehatan (health education)
Dalam beberapa literature sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti :
• Ummu Ammara,
• Aminah,
• Ummu Ayman,
• Safiyat,
• Ummu Sulaiman, dan
• Hindun.
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
• Ku’ayibat,
• Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
• Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
• Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam
1.Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam
(pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan.
Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum
muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan
dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan
pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan
resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat,
namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi
Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti
Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994) 2)
2.Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)
Sejarah tentang keperawatan setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang
ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang
digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga
menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang “The
Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if
He Is Clever” dan “A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal
All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di masa
ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti
mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat,
dan rehidrasi.
3.Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun
RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik
di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern
saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki
dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat
laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy,
2004) 2).
4.Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya
ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia,
India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur
Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950
jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter
dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat
Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).
Dimasa ini ada seorang perawat Timur
Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama
yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya,
dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar